Asuransi Syariah Indonesia 2026 Fokus Perkuat Agen, Komunitas, dan Kepercayaan Publik

Rabu, 24 Desember 2025 | 10:54:18 WIB
Asuransi Syariah Indonesia 2026 Fokus Perkuat Agen, Komunitas, dan Kepercayaan Publik

JAKARTA - Tahun 2026 menjadi ujian bagi industri asuransi, terutama dalam hal ketahanan modal, kualitas tata kelola, dan manajemen risiko. Selain itu, kemampuan membangun kepercayaan publik juga menjadi fokus utama bagi pelaku industri.

Meskipun tantangan cukup besar, Asosiasi Asuransi Syariah Indonesia (AASI) melihat masih ada peluang signifikan untuk pertumbuhan industri. Peluang ini dapat dimanfaatkan jika strategi yang tepat diterapkan oleh perusahaan asuransi syariah.

Ketua Bidang Riset dan Pengembangan Reasuransi Syariah AASI, Tati Febrianti, menekankan pentingnya memanfaatkan celah di sektor literasi dan inklusi. Tingkat pemahaman masyarakat yang masih rendah membuka ruang besar untuk meningkatkan awareness terhadap asuransi syariah.

Selain itu, peningkatan jumlah agen juga menjadi faktor kunci. Saat ini, agen yang memiliki lisensi syariah baru sekitar 50% dari total agen industri, sehingga ada ruang besar untuk ekspansi.

“Peningkatan jumlah agen [asuransi] syariah akan secara langsung berdampak pada peningkatan kontribusi,” ujar Tati dalam Indonesia Economic & Insurance Outlook 2026 secara virtual, Senin, 22 Desember 2025. Kanal keagenan tetap menjadi sumber perolehan premi yang vital, terutama untuk produk asuransi jiwa.

Optimalisasi Pasar Mass Affluent dan Kolaborasi Komunitas

Perusahaan asuransi syariah juga dapat mengoptimalkan pasar mass affluent yang memiliki daya beli tinggi. Banyak dari masyarakat di segmen ini belum memiliki produk asuransi syariah, sehingga masih ada potensi pertumbuhan premi yang signifikan.

“Ini adalah level middle up yang mereka mempunyai kemampuan daya beli yang tinggi namun masih banyak yang belum tersentuh oleh segmen syariah,” jelas Tati. Dengan kondisi Indonesia sebagai negara dengan populasi muslim terbesar, kolaborasi dengan komunitas muslim menjadi strategi yang menjanjikan.

Namun, Tati menilai kolaborasi ini masih minim dilakukan. Perlu model bisnis yang tepat agar sinergi antara industri asuransi syariah dan komunitas dapat memberi manfaat bagi kedua belah pihak.

Integrasi ekosistem ekonomi dan keuangan syariah menjadi langkah penting berikutnya. Lembaga Jasa Keuangan Syariah perlu mendorong penggunaan asuransi syariah dalam berbagai produk dan layanan mereka.

Peran KNEKS dan Penguatan Ekosistem Syariah

Komite Nasional Ekonomi dan Keuangan Syariah (KNEKS) saat ini aktif menggerakkan integrasi ekosistem ekonomi dan keuangan syariah. Langkah ini diharapkan membentuk ekosistem tertutup yang dapat memaksimalkan manfaat asuransi syariah di masyarakat.

Tati menekankan pentingnya pendekatan close group untuk memperkuat kolaborasi antar pelaku industri syariah. Strategi ini memungkinkan perusahaan untuk menjangkau target pasar yang lebih tepat sasaran dan memperkuat kepercayaan konsumen.

Penguatan ekosistem juga mencakup pemberdayaan komunitas melalui pendidikan dan literasi asuransi syariah. Langkah ini akan meningkatkan pemahaman masyarakat dan sekaligus memperluas basis pelanggan industri.

Inovasi Produk Sebagai Kunci Pertumbuhan

Selain ekspansi agen dan kolaborasi komunitas, inovasi produk menjadi faktor penting dalam pertumbuhan industri. Produk asuransi syariah yang unik dan memiliki nilai lebih akan menarik perhatian masyarakat.

Pengembangan produk dengan keunggulan kompetitif diyakini akan mendorong industri syariah semakin diminati. Hal ini juga akan meningkatkan kepercayaan publik dan memperkuat posisi industri dalam jangka panjang.

Dengan menggabungkan literasi, penguatan agen, kolaborasi komunitas, dan inovasi produk, industri asuransi syariah memiliki peluang besar untuk tumbuh signifikan pada 2026. Strategi ini diharapkan mampu mendorong kontribusi industri terhadap perekonomian nasional sekaligus meningkatkan inklusi keuangan syariah di Indonesia.

Terkini