Minyak

Ekspor Malaysia Menguat Dorong Harga Minyak Sawit Dunia Cetak Rekor

Ekspor Malaysia Menguat Dorong Harga Minyak Sawit Dunia Cetak Rekor
Ekspor Malaysia Menguat Dorong Harga Minyak Sawit Dunia Cetak Rekor

JAKARTA - Lonjakan harga minyak sawit dunia kembali menjadi sorotan pelaku pasar komoditas global. 

Di tengah dinamika perdagangan internasional, penguatan ekspor dari Malaysia memberi sinyal positif terhadap permintaan, sekaligus menjadi katalis utama kenaikan harga dalam beberapa hari terakhir. Situasi ini memperlihatkan bagaimana pergerakan ekspor sebuah negara produsen dapat langsung memengaruhi harga di pasar berjangka.

Harga minyak sawit tercatat melanjutkan tren naik dan menembus level tertinggi dalam dua pekan. Kenaikan ini terjadi seiring meningkatnya minat beli dari pasar utama, khususnya menjelang periode musiman yang biasanya diikuti lonjakan konsumsi. Para pelaku industri menilai momentum ini mencerminkan optimisme pasar, meski tetap dibayangi faktor eksternal seperti pergerakan nilai tukar.

Permintaan Global Jadi Motor Penggerak Harga

Harga minyak sawit melanjutkan kenaikan untuk sesi keempat berturut-turut dan mencapai level tertinggi dalam dua pekan, didorong oleh meningkatnya permintaan terhadap produk asal Malaysia. Minyak sawit berjangka di Bursa Malaysia Derivatives melanjutkan kenaikan untuk hari keempat berturut-turut. Kontrak pengiriman Maret sempat naik hingga 1,2 persen ke level MYR 4.086 per ton.

Penguatan harga ini mencerminkan respons pasar terhadap sinyal peningkatan permintaan yang konsisten. Investor dan pedagang melihat tren ekspor sebagai indikator penting dalam membaca arah harga ke depan. Dengan pasokan yang relatif stabil, sentimen permintaan menjadi faktor dominan dalam mendorong pergerakan harga minyak sawit.

Kondisi tersebut juga memperlihatkan bahwa pasar masih sensitif terhadap data perdagangan jangka pendek. Setiap rilis data ekspor dari negara produsen utama langsung direspons oleh pasar berjangka. Hal ini menunjukkan peran Malaysia sebagai salah satu penentu arah harga minyak sawit dunia.

Kinerja Ekspor Malaysia Mengalami Peningkatan

Mengutip Bloomberg, Jumat, ekspor dari Malaysia, produsen minyak sawit terbesar kedua dunia, naik 1,6 persen secara bulanan selama 25 hari pertama Desember. Peningkatan ini menjadi sinyal kuat bahwa permintaan global kembali menguat setelah sempat tertahan pada bulan sebelumnya.

Sementara India tercatat sebagai pembeli terbesar dengan impor mencapai 279.550 ton. Angka tersebut melonjak 66 persen dibandingkan periode yang sama bulan sebelumnya. Lonjakan permintaan dari India menjadi salah satu faktor utama yang menopang kenaikan harga di pasar internasional.

Data ekspor ini memperkuat pandangan bahwa konsumsi minyak sawit global masih menunjukkan tren positif. Negara-negara pengimpor utama memanfaatkan momentum harga dan ketersediaan pasokan untuk mengamankan kebutuhan dalam negeri. Situasi ini memberikan dorongan tambahan bagi harga minyak sawit di bursa regional.

Momentum Musiman Dorong Optimisme Pasar

"Ekspor pasti akan meningkat sekarang karena permintaan musim perayaan mulai meningkat," ucap Kepala Strategi Perdagangan dan Lindung Nilai di Kaleesuwari Intercontinental, Gnanasekar Thiagarajan.

Pernyataan tersebut mencerminkan optimisme pelaku pasar terhadap prospek permintaan jangka pendek. Musim perayaan secara historis memang kerap diikuti peningkatan konsumsi minyak nabati, termasuk minyak sawit, baik untuk kebutuhan rumah tangga maupun industri makanan.

Permintaan menjelang Tahun Baru Imlek dan Ramadan pada Februari 2026 diperkirakan bakal mendorong harga lebih tinggi. Dua momentum ini dikenal sebagai periode penting bagi konsumsi minyak sawit di sejumlah negara Asia. Kebutuhan bahan baku yang meningkat biasanya berdampak langsung pada harga di pasar global.

Pelaku pasar pun mulai mengantisipasi lonjakan permintaan tersebut dengan menyesuaikan strategi perdagangan. Kenaikan harga yang terjadi saat ini dipandang sebagai fase awal sebelum potensi penguatan lanjutan pada awal tahun depan.

Penguatan Ringgit Jadi Faktor Penahan Kenaikan

Meski sentimen permintaan tergolong positif, pergerakan mata uang menjadi faktor yang perlu diperhatikan. Penguatan Ringgit Malaysia berpotensi membatasi laju kenaikan harga minyak sawit dalam jangka pendek. Kondisi ini kerap memengaruhi daya tarik komoditas bagi pembeli luar negeri.

Mata uang Malaysia tersebut berada di jalur penguatan ke level tertinggi dalam lebih dari empat setengah tahun setelah menguat selama tiga hari berturut-turut. Penguatan nilai tukar ini membuat harga minyak sawit menjadi relatif lebih mahal bagi importir yang menggunakan mata uang lain.

Situasi tersebut menciptakan keseimbangan baru di pasar. Di satu sisi, permintaan yang kuat menopang harga. Di sisi lain, penguatan mata uang berpotensi menahan minat beli jika harga dianggap kurang kompetitif. Pelaku pasar akan terus mencermati dua faktor ini dalam menentukan arah harga selanjutnya.

Secara keseluruhan, kenaikan harga minyak sawit saat ini mencerminkan kombinasi faktor fundamental dan sentimen musiman. Dengan ekspor Malaysia yang menunjukkan tren positif dan permintaan global yang terus tumbuh, pasar masih memiliki ruang untuk bergerak. Namun, dinamika nilai tukar tetap menjadi variabel penting yang dapat memengaruhi keberlanjutan tren kenaikan tersebut.

Rekomendasi

Index

Berita Lainnya

Index