Bank Indonesia

Bank Indonesia Ganti Jibor dengan Indonia, Pasar Uang Transformasi

Bank Indonesia Ganti Jibor dengan Indonia, Pasar Uang Transformasi
Bank Indonesia Ganti Jibor dengan Indonia, Pasar Uang Transformasi

JAKARTA - Indonesia memasuki fase baru dalam pengelolaan pasar uang domestik. 

Bank Indonesia akan menghapus Jakarta Interbank Offered Rate (Jibor) dan menggantinya penuh dengan Indonesia Overnight Index Average (Indonia) pada 1 Januari 2026. Langkah ini menandai berakhirnya transisi bertahun-tahun sekaligus menyesuaikan standar pasar domestik dengan praktik global.

Perubahan ini diharapkan meningkatkan transparansi serta memperdalam pasar pendanaan lokal. Lembaga keuangan telah mulai menggunakan Indonia sejak Agustus 2018 untuk menyesuaikan diri secara bertahap. Tujuannya, memperkuat transmisi kebijakan moneter agar suku bunga kredit lebih cepat dirasakan rumah tangga dan pelaku usaha.

Jibor selama ini menjadi patokan penting untuk penentuan suku bunga deposito, instrumen swap, dan pinjaman konsumen. Dengan hadirnya Indonia, BI menyediakan tolok ukur berbasis transaksi yang lebih akurat, mencerminkan dinamika pasar uang aktual.

Peran Indonia dalam Transmisi Kebijakan Moneter

Indonia majemuk dirancang untuk menyesuaikan tenor Jibor sekaligus menyediakan instrumen lindung nilai melalui overnight index swap. Langkah ini penting untuk memastikan kebijakan moneter dapat diterapkan secara lebih efektif di seluruh sektor ekonomi.

“Indonia dianggap lebih mencerminkan pergerakan suku bunga di pasar. Hal ini mendukung transmisi kebijakan moneter yang lebih efektif karena patokan yang digunakan sejalan dengan kondisi dan dinamika pasar uang,” kata Benny Aroeman, kepala pasar di Citibank Indonesia.

Patokan baru ini memungkinkan bank sentral memonitor pergerakan suku bunga secara lebih riil. Dengan transaksi yang mencerminkan permintaan dan penawaran sesungguhnya, Indonia meningkatkan ketepatan kebijakan, termasuk untuk mendorong penurunan suku bunga pinjaman rumah tangga dan UMKM.

Tantangan dan Peluang dalam Transisi Pasar Uang

Meskipun suku bunga acuan turun 125 basis poin sepanjang tahun, Gubernur BI Perry Warjiyo menyebut penurunan suku bunga kredit baru hanya sekitar 24 basis poin. Hal ini menunjukkan tantangan masih ada dalam mendorong transmisi kebijakan moneter ke sektor riil.

Transaksi pasar uang diproyeksikan meningkat menjadi Rp81 triliun per hari pada 2030 dari Rp54 triliun pada Oktober 2025. Dengan patokan berbasis transaksi, penurunan suku bunga diharapkan lebih efektif, sekaligus meningkatkan efisiensi pasar uang dan valuta asing.

Direktur Eksekutif Pengembangan Pasar Keuangan BI, Agustina Dharmayanti, menekankan pentingnya standar baru ini untuk mendukung efisiensi pasar. Indonesia akan semakin selaras dengan praktik internasional, termasuk tolok ukur berbasis transaksi yang diterapkan di negara-negara Asia Tenggara.

Perbandingan dengan Standar Regional dan Internasional

Peralihan dari suku bunga antarbank menuju acuan berbasis transaksi telah diterapkan di banyak negara. Jibor sebelumnya ditetapkan dari kuotasi 17 bank kontributor, sedangkan Indonia dihitung berdasarkan seluruh transaksi pasar uang antarbank semalam.

Sepanjang 2025, rata-rata transaksi harian Indonia mencapai Rp15,4 triliun atau sekitar 63,5% dari total transaksi pasar uang. Di kawasan, Thailand, Malaysia, dan beberapa negara Asia Tenggara juga telah memperkenalkan patokan baru berbasis transaksi, dengan penghentian acuan lama dilakukan bertahap.

Meski demikian, sebagian pelaku pasar masih nyaman menggunakan acuan berorientasi ke depan. “Meskipun beberapa pelanggan masih lebih menyukai suku bunga acuan yang berorientasi ke masa depan, proses transisi berjalan dengan baik,” kata Wiwig Santoso, kepala bagian keuangan di PT Bank SMBC Indonesia Tbk.

Implikasi bagi Lembaga Keuangan dan Investor

Transisi ke Indonia memaksa lembaga keuangan menyesuaikan kontrak lama, termasuk menambahkan klausul pengganti (fallback clause). Langkah ini penting untuk menghindari risiko hukum dan memastikan kelancaran transaksi setelah Jibor dihentikan.

Investor dan pelaku usaha kini memiliki tolok ukur yang lebih transparan dan mencerminkan kondisi pasar aktual. Hal ini memudahkan perencanaan pembiayaan, investasi, serta pengelolaan risiko keuangan secara lebih akurat.

Penghapusan Jibor dan penggantian dengan Indonia juga diharapkan menurunkan ketergantungan pada patokan berbasis kuotasi, sehingga mengurangi potensi manipulasi. Dengan acuan yang lebih objektif, sektor perbankan dan pasar modal dapat beroperasi dengan standar internasional.

Dampak Jangka Panjang pada Pasar Keuangan Indonesia

Dengan Indonia sebagai patokan utama, diharapkan pasar uang domestik semakin likuid dan efisien. Bank sentral dapat mendorong suku bunga kredit lebih cepat sampai ke masyarakat, sementara lembaga keuangan lebih mudah melakukan manajemen risiko.

Langkah ini juga mendukung integrasi pasar keuangan Indonesia dengan standar global, meningkatkan daya tarik bagi investor asing. Kepercayaan pasar terhadap instrumen domestik diyakini meningkat seiring penggunaan patokan yang lebih transparan dan berbasis transaksi.

Secara keseluruhan, transisi Jibor ke Indonia menandai modernisasi pasar uang Indonesia. Selain memperkuat transmisi kebijakan moneter, langkah ini menciptakan ekosistem keuangan yang lebih transparan, efisien, dan sesuai praktik global.

Rekomendasi

Index

Berita Lainnya

Index